Apakah Anda ingin menjadi pemimpin yang besar? Anda mungkin berkata bahwa Anda telah menjadi pemimpin yang cakap, tetapi sukses Anda mungkin saja hanya berupa khayalan.
Di lain pihak, Anda mungkin berkata bahwa Anda semata-mata seorang pemimpin yang kompeten atau bahwa Anda tertantang di bidang kemampuan kepemimpinan. Tetapi, dalam pandangan Allah, kesuksesan lebih dari yang Anda pikirkan.
Anda mungkin berpikir bahwa Anda sama sekali bukan seorang pemimpin, karena Anda bukan seorang manajer, CEO, tokoh politik atau posisi kepemimpinan lainnya. Tetapi, kita semua dapat dan harus menjadi pemipin di dalam atau lain hal. Contohnya, apabila Anda seorang orang tua, Anda dapat memimpin anak Anda dalam perkembangan secara moral, emosional, spiritual dan lainnya.
Sebagai seorang Kristen, Anda dapat memimpin orang-orang kepada Yesus. Anda tidak harus menjadi seorang pendeta atau penginjil untuk melakukan hal itu. Atau Anda dapat memimpin seorang pemercaya baru dalam pertumbuhan spiritual dengan memberikan dukungan, doa bersama dan bahkan pemuridan.
Ya, kita semua dapat dan seharusnya menjadi pemimpin dalam beberapa hal. Tetapi, apakah Anda dapat menjadi seorang pemimpin yang hebat? Bagaimana Tuhan memandang kepemimpinan Anda saat ini? Apakah semua itu akan bertahan dalam ujian waktu? Apakah hal itu akan bertahan saat pengadilan oleh Tuhan? Seberapa besar pun kesuksesan yang Anda pikirkan, Anda masih mungkin melewati apa yang sebenarnya penting. Hal itu terjadi apabila Anda tidak memimpin dengan kasih.
Tentunya Anda perlu dipimpin oleh kasih dan kepatuhan terhadap Tuhan (Markus 12:30). Tetapi, hal itu hanya sebagian dari gambaran kepemimpinan dan kasih. Tuhan juga menyatakan agar kepemipinan kita dimotivasi oleh kasih terhadap sesama dan mempraktekkannya dengan kasih. Apabila Anda melakukan yang sebaliknya berarti Anda melawan perintah terutama yang kedua.
Yesus berkata bahwa perintah terutama yang kedua adalah "mengasihi sesama seperti dirimu sendiri" (Markus 12:31). Saat kita mengasihi sesama kita seperti diri sendiri, pada saat itu lah kita akan memimpin dengan kasih.
Jenis kasih yang Tuhan inginkan adalah perhatian yang tidak egois dan bagi kebaikan orang lain. Kasih tersebut adalah kasih yang memberi yang berfokus pada menolong orang lain. Hal itu sering kali berarti kasih yang berkorban yang mensyaratkan agar kita menempatkan kepentingan orang lain dibanding diri kita. Tuhan melaksanakan kasih ini saat Ia memberikan Anak-Nya bagi kita saat orang-orang masih berdosa dan menjadi musuh Allah (Yohanes 3:16, Roma 5:8, 10).
Ia membayar harga yang mahal demi kepentingan umat manusia dan demi kebaikan mereka. Demikian lah, kita juga harus termotivasi oleh kasih terhadap sesama. Apabila kita dipimpin oleh keinginan untuk terkenal, keuntungan diri sendiri maupun kepentingan yang berpusat pada diri sendiri, maka kita akan jauh dari kepemimpinan yang sukses.
Sering kali, keahlian tertentu dicari dan dikembangkan demi memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Orang-orang di bawah kepemimpinan ada untuk membantu para pemimpin mencapai hasil akhir. Para pemimpin mengabaikan kebaikan orang lain demi untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka lebih mementingkan tujuan itu daripada membuat tujuan yang diinspirasikan oleh Tuhan dan bagi kebaikan orang lain.
Tragisnya, hal ini kadang terjadi dalam kepemimpinan Kristen, dan orang-orang menderita karenanya. Sangat menyedihkan bagi para pemimpin seperti itu, di mata Tuhan mereka tidak mendapatkan apa pun. Kepemimpinan tanpa kasih tidak akan menguntungkan Anda di mata Tuhan. Paulus menulis bagi orang Korintus:
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku (1 Korintus 13:1-3).
Tuhan disenangkan apabila kepemimpinan kita dimotivasi oleh kasih terhadap sesama. Tetapi, kita juga harus mempraktekkan kepemimpinan kita dengan kasih. Dimotivasi oleh kasih terhadap sesama merupakan sesuatu yang sangat penting, tetapi semua itu harus diimbangi dengan mempraktekkan kepemimpinan kita dalam kasih. Dengan kata lain, kita harus memimpin dalam cara yang penuh kasih.
Paulus juga menulis kepada jemaat di Korintus, "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14). Karena itu, pimpinan kita harus dikerjakan dalam kasih. Apabila kita memimpin dengan penuh kasih, orang-orang yang kita pimpin akan merasa didukung, dibangun dan dikuatkan sebagai individu dan sebagai bagian dari keluarga Tuhan.
Sebagai contoh dari praktek kepemimpinan dengan kasih adalah memperkatakan kebenaran dalam kasih (Efesus 4:15). Adalah mungkin untuk dimotivasi oleh perhatian kita terhadap sesama saat memperkatakan kebenaran pada mereka, perkatakan itu dalam cara yang tidak membantu mereka sama sekali. Kita bahkan dapat menyebabkan keburukan daripada kebaikan karena kita memperkatakan kebenaran tersebut tidak dengan hati-hati, tanpa belas kasihan atau dengan kasar. Bukankah lebih baik memperkatakan kebenaran dengan penuh belas kasihan, kebaikan dan dengan kerendahan hati. Orang-orang lebih dapat menerima kebenaran apabila itu diucapkan dengan kasih.
Namun saat ini beberapa pemimpin Kristen berbicara secara kasar atau tanpa belas kasihan dan menyakiti orang lain. Dengan demikian, mereka sebenarnya sedang melakukan kejahatan dan bukan kebaikan. Di pihak lain, saat kita dipimpin oleh Roh Kudus, dan memperkatakan kebenaran dengan buah-buah Roh, kebenaran Tuhan dapat menghancurkan berbagai rintangan dan membawa perubahan yang positif dan berkuasa dalam kehidupan orang-orang yang kita pimpin.
Para pemipin yang penuh kasih juga akan dengan rendah hati mendengarkan dan tulus bagi mereka yang mereka pimpin, supaya orang-orang itu dapat memberikan umpan balik (feedback) kepemimpinan mereka. Para pemimpin sebaiknya tidak mengasumsikan bahwa mereka akan mendengar secara terus-menerus dari Tuhan atau bahwa orang lan tidak dapat atau tidak akan memberikan umban balik yang penuh hormat (2 Samuel 7:1-17, 2 Samuel 12:1-15, 2 Samuel 12:24-25; 2 Tawarikh 29:25; Kisah Para Rasul 21:10-11).
Di lain pihak, kasih dan kerendahan hati seharusnya memberikan pada pemimpin telinga yang penuh perhatian bagi orang-orang yang mereka pimpin. Dengan melakukan hal itu, mereka dapat belajar lebih lagi tentang kebutuhan orang lain. Mereka juga akan berkembang sebagai pemipin saat mereka mengambil umpan balik dari orang lain kepada Firman Tuhan dan berdoa agar Tuhan dapat berbicara kepada mereka berkaitan dengan situasi tersebut.
Cara lain untuk menjelaskan kepemimpinan dan kasih adalah seperti gembala dari domba-domba, para pemimpin perlu tetap berfokus pada melayani kebutuhan orang lain yang mereka pimpin. Mereka harus membantu orang-orang yang dipimpinnya untuk bertumbuh secara spiritual, mental, emosional, sosial dan supaya sehat secara fisik. Mereka perlu mendukung kesehatan keseluruhan orang yang mereka pimpin, sebagai anak-anak Tuhan.
Apakah Anda ingin menjadi pemimpin yang besar di mata Tuhan? Apabila demikian, maka buatlah prioritas untuk memimpin dengan kasih. Ambil beberapa langkah praktis untuk menjadi pemimpin yang lebih penuh kasih. Mintalah Tuhan untuk memberikan dasar harian untuk membantu Anda termotivasi oleh kasih terhadap sesama, dan untuk memimpin dalam jalan yang penuh kasih.
Berdoalah sambil membaca ayat-ayat Firman Tuhan tentang kasih dalam dasar yang umum, dan renungkanlah tentang bagaimana mengaplikasikannya dalam hidup Anda (1 Korintus 13:1, 1 Korintus 16:14; Roma 12:9-21; Roma 5:8; Yohanes 3:16). Kemudian, aplikasikan dalam kehidupan Anda apa yang Tuhan tunjukkan pada Anda. Jangan menyerah. Tetaplah mengerjakannya dan Anda akan bertumbuh sebagai pemimpin yang penuh kasih.
Memimpin orang lain dengan kasih adalah sangat penting di Kerajaan Allah. Hal itu akan membuat gereja menjadi terang yang bersinar di dunia yang gelap ini. Karena itu, mari kita berkeputusan untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus dalam motivasi kita untuk memimpin orang lain dan memperhatikan kebaikan mereka. Dan mari kita mempraktekkan kepemimpinan kita dengan cara yang penuh kasih. Mari kita dengan rendah hati datang kepada Tuhan untuk meminta kasih karunia-Nya supaya kita dapat berjalan seperti Yesus, dengan rendah hati dan penuh kasih melayani orang lain. Apabila kita melakukan hal ini, kita, dengan karunia Tuhan bahkan dapat mengubah dunia.